Nov 8, 2016 0 komentar

SEA 5 - Siapa?

   
sumber gambar : pinterest

   “Cepat beritahu ibu Dandeli,, apa yang kamu ketahui tentang Sea?”
                Dandeli hanya bisa menunduk. Dia tidak berani menatap kedalam mata ibunya, ia tau kalau sampai ia menatap ibunya, dia tidak akan bisa menyembunyikan setetes pun rahasia sahabatnya itu.
                Suara hujan diluar sana semakin membuat hawa dingin merasuk kedalam selimut mereka, hangatnya dekapan ibunda Dandelion tidak dapat melawan hawa dingin yang ada dalam benak Dandeli. Ingin sekali rasanya Dandelion menceritakan jejak demi jejak yang ada diingatannya mengenai Sea. Ingin sekali rasanya Dandelion menceritakan bagaimana kemilaunya Sea saat berada didalam lautan. Tentang bagaimana mengesankannya Sea yang bisa berlama-lama berada didasar laut. Tentang bagaimana munculnya insang yang ada dibalik telinga Sea. Tentang bagaimana tiba-tiba Sea menjadi manusia yang memiliki kelebihan luar biasa itu. Kelebihan yang tidak bisa diterima oleh mereka yang terlihat wajar. Ya, Dandelion tidak terlihat wajar, dia cacat, oleh karena itulah dia bisa menerima dan menjaga kepercayaan Sea mengenai itu semua. Mereka berdua sama-sama berbeda dari manusia lain.
***
                Setelah memindahkan Sea yang tiba-tiba rubuh dan pingsan ke dalam kamar, Samudra merasa sedikit bersalah terhadap Sea. Karena dia terlalu memaksa Sea untuk menceritakan hal berat yang baru dialaminya di laut.  Mungkin Sea benar mengenai kapalnya yang karam. Sekarang dihadapannya Sea dengan muka pucat dan tangan serta kakinya yang sedingin es terbaring diatas tempat tidur. Sam semakin tidak tega melihat kondisi Sea yang merintih-rintih dan mengigau tidak jelas. Dari kondisi fisiknya, Sam tau, Sea benar-benar sedang dalam kesulitan. Hanya saja, dia tidak tau apa yang harus diperbuat selain mengompres kening Sea dan menyelimutinya dengan selimut tebal dari lemari. Tapi ada satu hal yang yang mengganjal benaknya, jika benar Sea terombang-ambing dilautan, lalu mengapa kulitnya tidak terbakar? Justru Sea memiliki kulit yang berkilau dan bersih. Atau jangan-jangan Sea adalah,,, tapi tidak mungkin! Itu hanya sebuah dongeng dari ayahnya. Dongeng rakyat yang hanya mengandalkan imajinasi. Itu tidak mungkin.
***
sumber gambar : kwikku.com 

                Hawa yang begitu dingin dalam gelap ini mendadak merasuk menyerang pertahananku. Sepertinya salah jika aku malah membiarkan diriku masuk kedalam bayangan pikiran-pikiran ini. Hanya saja terlalu lelah dan menyakitkan untuk terus melawan selama ini. Mungkin ini sudah waktunya. Waktunya aku untuk selesai.
                “Sea,,,” ada yang memanggilku. Suara itu lagi.
                Aku mencari-cari siapa yang memanggilku dalam gelap ini. Ketakutan kembali menjalar memenuhi setiap ruang dalam diriku. Tapi entah kenapa, sesaknya keingintahuanku akan ribuan pertanyaan malah mengalahkan ketakutan itu sendiri. Mataku mencari-cari dalam gelap yang sangat hitam. Sampai aku menyerah dan tiba-tiba silau itu sekelebat datang dengan cepat. Silau yang berpendar menyakitkan mata untuk melihatnya. Namun lama kelamaan silau itu perlahan melembut dan menjadi kilau yang indah. Tarian warna-warni cahaya yang indah dan tidak pernah kulihat sebelumnya. Kilau aurora yang berkerlap kerlip dan mulai mengantarkan sesosok yang belum bisa kulihat jelas.
                “Sea,,” kembali suara itu memanggilku.
                Aku mendongak memaksakan untuk melihat siapa yang bicara padaku. Terkejut dengan apa yang kulihat. Aku seperti melihat cerminan diriku sendiri ketika sedang berada dalam laut. Wanita ini persis mirip sekali denganku, hanya saja kulitnya yang lebih berkilau dan matanya yang berwarna hijau menjadi pembeda antara kami. Dia juga lebih cantik dalam balutan gaun yang baru kali ini kulihat jelas dalam bayanganku. Siapa dia? Bibirku tidak bisa mengucapkan sepatah kata apapun. Aku mengenali suaranya, suara yang selama ini selalu mengganggu benakku. Yang membisikkan berbagai hal yang tidak bisa kumengerti sama sekali. Dia yang selama ini menggangguku dalam kehidupan sebagai manusia normalku. Mendadak kemarahanku memuncak. Dialah yang membuat aku merasakan sakit yang luar biasa dan sesak yang luar biasa selama ini. Dialah yang telah membuatku seperti ini! Menjadi manusia aneh! Entah sihir apa yang dia lakukan padaku hingga membuatku seperti ini. Aku sangat membencinya, siapapun dia. Aku benar-benar membencinya dengan segenap hatiku.
                “Sea,, dengarkan aku. Kamu sudah berada ditempat yang tepat dan aman! Dan,,,” belum selesai wanita itu selesai bicara, aku melihatnya seperti menahan sakit yang luar biasa. Aku tau, aku juga seperti itu ketika sakit itu datang. “,,dan,, jangan berikan kepada siapapun kalung itu!”
BLASH! Seketika silau cahaya yang menyakitkan mata itu datang dan menghilang dengan cepat. Semua kembali gelap.
***
Samudra masih berada didalam keraguannya sementara Sea belum sadar. Apakah Sea benar-benar salah satu kaum yang ada dalam cerita rakyat yang ayahnya pernah ceritakan? Jika dirunut dari keanehan-keanehan dan cerita janggal serta betapa indahnya fisik Sea, Sam yakin jika dugaannya benar. Tapi yang membuatnya ragu, apakah cerita rakyat itu benar-benar pernah terjadi?
Tiba-tiba Sea membuka mata dan mendapati Sam sedang menatap. Matanya masih terasa berat dan alam sadarnya masih membuatnya linglung. Sea masih memikirkan kata-kata wanita yang ada dalam bayangannya tadi. Ia bahkan tidak memedulikan tatapan penuh pertanyaan Sam.
“Boleh aku minta air?” pinta Sea pada Sam yang masih menatap kearahnya.
Sam masih menatap.
“Heiii Sam,, aku haus,,” kibasan tangan Sea tidak membuat Sam bergerak.
Sam masih menatap Sea. Sam teringat sebuah kisah yang ayahnya pernah ceritakan. Sebuah rahasia lautan yang tidak semua orang dapat ketahui. Kehidupan penuh misteri dalam air yang sampai saat ini belum bisa terungkap kebenarannya. Meskipun beberapa bukti telah ada di beberapa museum, namun banyak para peneliti yang menyerah untuk memecahkan misteri itu semua.
Sea geram, lalu mengambil bantal dan melemparnya langsung ke wajah Sam. Tapi tangan Sam lebih cepat daripada yang Sea kira. Secepat kilat Sam menangkis bantal yang dilempar Sea, kemudian langsung mencengkeram lengannya.
“Siapa kamu Sea?”

Total Pageviews

Blogger templates

 
;