"sebelum saya berniat untuk berkhianat, saya selalu berfikir,, apakah yang saya lakukan benar? siapa yang akan saya sakiti nantinya, dia atau malah saya sendiri?
jadi,
pikirkan baik-baik
sebelum kita bersusah payah
menjahit kembali hati yang kita rusak dengan sengaja disana sini,,"
Cinta itu buta?
Really?
Yang jadi pertanyaan
disini,, sebenarnya yang buta itu cinta,, atau nafsu?
Patah hati
karena pengorbanannya ternyata sia-sia. Lalu apa? Kamu yang dengan suka rela
memberikan segalanya kepada pacarmu, begitu pacarmu memilih pergi
meninggalkanmu karena sudah merasa tidak membutuhkanmu, lalu kamu merasa hatimu
patah? Wajar. Semua orang pasti mengalami patah hati. Tapi kita bukannya masih
ada pilihan? Menjadikan patah hati itu sebagai bahan pembelajaran atau
menjadikannya sebagai bahan bakar untuk api kemarahan? Hanya itu pilihanmu saat
ini.
Situasinya hampir
sama seperti ketika ada pasangan yang menuntut pengorbanan disebuah hubungan yang
tidak jelas ujungnya. Kalau boleh, saya sebut tuntutan itu dengan pembuktian
berkedok pengorbanan, atau nafsu yang berkedok pembuktian,, entah lah, intinya
sama saja. SAMA-SAMA MENYUSAHKAN diakhirnya. Actually, saya tidak akan mau
berkorban sebegitu pengorbanannya pada kekasih saya yang pastinya belum menjadi
suami saya. Meskipun se-sayang-sayang-nya saya pada orang itu. I don’t care
jika waktu itu saya dibilang kolot or what everlah,, memangnya kalau nanti saya
kenapa-kenapa diakhir hubungan semu itu, situ mau bertanggung jawab? No,, saya
masih tau batasan-batasan. Oleh karena itulah, saya tidak pernah berkomentar
banyak begitu mendengar atau melihat berita-berita yang mengabarkan pengorbanan
yang katanya karena cinta. Toh akibatnya situ yang nanggung sendiri kan?
Katanya cinta? Kalau cinta ngapain ditanyain lagi yang udah dikasih,kan situ
yang ngasih sendiri bukan? Kadang malah ngasihnya tanpa diminta,, betul?
Pesan khusus saya buat yang ingin main api,,
Be fair!
Jika merasa bosan dan
ada yang salah, komunikasikan dengan pasangan kamu supaya ada jalan keluar yang
tidak berat sebelah, atau selesaikan dulu hubungan kamu dengannya sebelum kamu
memulai hubungan yang baru. Berhubung saya lebih memilih kejujuran yang
menyakitkan dari pada kebohongan yang membuai, jadi saya menyarankan untuk
lebih baik bersikap jujur dan terbuka. Itu lebih dihargai dari pada kamu malah
tertangkap basah dan berpura-pura bodoh dihadapannya.
Well,, itu menurut
cara berfikir saya yang memang lebih memilih ‘DIJUJURI daripada DIBOHONGI’.
Maaf jika ternyata cara berfikir saya tidak sama dengan yang diharapkan. Bukannya
ingin menjadi yang paling benar, tapi hanya ditujukan untuk pembelajaran saya
yang saya ambil dipengalaman orang lain.Saya hanya menambah wawasan saya akan rasa. ^^
0 komentar:
Post a Comment