May 1, 2014

Hanya kamu yang tau?

sumber gambar : favim.com

Tidak seperti warna pada bunga lili yang putihnya melebur pada hijaunya daun. Dan juga tidak sebening air pada aliran sungai yang melewati bebatuan. Inilah aku dengan segala upayaku untuk mengenalmu.

Pernah kamu bilang, sayangmu hanya aku disaat aku belum mengenalmu. 
Pernah kamu bilang, rindumu hanya aku disaat aku belum mengenalmu.
Pernah kamu bilang, berbagimu hanya aku disaat aku belum mengerti kamu.

Rasanya seperti cicipan kayu manis yang bercampur aroma coklat hangat. Perlahan merasakan manis yang kemudian membekas. Begitulah caraku mengenalmu yang belum menyerah.

"Reiz,, udah siap?" Affaf membuyarkan lamunanku akan kamu.
"Udah dari tadi, yang lain mana?" tanyaku.
"Sebentar lagi mereka sampai,,"
"Ok,,"

Aku kembali melanjutkan berkemas yang sempat terhenti akan lamunanku tentangmu. Tentang kamu yang pada akhirnya mendapatkan hatiku namun setelah kamu genggam malah kamu sia-siakan. 

"Aff,, menurut kamu dia dateng ga?" tanyaku disela-sela kesibukan kami berkemas.
"Kalau dia cinta sama kamu, dia pasti dateng Reiz,, tapi kalau engga, ga da salahnya kamu buka hati kamu buat yang lain,,"
"Lagi?"
Affaf menatapku kasihan namun tajam. "Baru segitu aja lo dah nyerah Reiz?"
"Nyerah sih engga, cuma capek!"
"Dunia itu butuh rasa capek Reiz biar kita tau gimana rasa manisnya hasil kerja keras! Ya ga sih?" 
"Iya,, tapi,,"
"Dan dunia indah itu perlu kata tapi supaya kita tau alasan yang benar untuk kita berjuang,,"

Awalnya aku tidak mengerti apa maksud dari kata-kata Affaf. Tapi kemudian kamu tidak muncul hari ini hari ini di bandara. Aku mulai mengerti. Seperti kepingan puzzle terakhir. Akhirnya aku tau, kamu memang tidak berniat menikmati hasil akhir permainanmu. Entah mungkin kamu sudah memiliki permainan yang lebih menantang atau memang ini hasil seperti ini yang kamu harapkan. Hanya kamu dan tuhan yang tau itu semua.

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Blogger templates

 
;