May 20, 2014

Terkadang,seandainya dan setidaknya?

sumber gambar : Favim.com

"Seketika keinginan kamu menjadi nyata ketika kamu kecil, 
tapi membuyar saat kamu dewasa,, 
tapi itu hidup kan? 
Ketika kamu sibuk untuk hidupmu atau kamu malah menyibukan diri untuk kematianmu?"


Ada kalanya ketika kamu benar-benar ingin mati saja? Tapi kamu terlalu takut untuk itu, dan terlalu pengecut untuk mengambil keputusan itu. Dan hanya satu buah pilihanmu, adalah hidup dan hadapi semuanya meskipun kamu harus berdarah-darah dan ada dipersimpangan ambang kematian itu sendiri. Kemudian ketika kamu memenangkan pertaruhan itu, justru kamu dihadapi oleh kenyataan yang lebih mematikan lagi dan membuang energimu sia-sia. Ya, kamu tidak tau berjuang untuk apa selama ini,, untuk siapa? Karena kamu tau, selama ini kamu hanyalah sebuah atribut bagi orang lain,, bahkan untuk sebuah harapan memiliki hidupmu sendiri saja, itu mustahil, yang kamu bisa hanya menulis harapan dan harapan,,, tanpa tau kapan harapan kamu itu bisa kamu rengkuh.

Terkadang,, ya, terkadang. Keinginan itu begitu besar dan meletup-letup. Hanya untuk sebuah kata, yaitu bahagia. Yang kadang juga, kita begitu panik takut tidak mendapatkannya, hingga membuat kita justru jauh darinya.

Normalnya, bahagia itu kita yang ciptakan kan? Kata orang bahagia itu ada dalam diri masing-masing,, kata orang bahagia itu kita yang tentukan. Tapi bagaimana nasib kamu, ketika kamu menyadari dan akhirnya tau, bahwa bahagia kamu ternyata ada dalam genggaman orang lain? 

Bagaimana jika ternyata lebih banyak orang yang tidak bisa memahamimu, dan hanya satu orang yang memahamimu. Tapi, justru dia yang satu-satunya yang malah menggenggam bahagiamu dan pergi membawanya begitu saja tanpa memperdulikan nasibmu nanti?

Kamu tau? Ketika sebuah mawar merekah dan harumnya menawan hati. Mawar itu tau, bahwa kebahagiaannya akan dipetik dan kemudian dia mati dalam layu. Ya, meskipun sebelumnya yang memetik kebahagiaannya akan terluka sedikit untuk durinya. Tapi mawar rela menyerahkan hidupnya untuk dipetik dan mati layu. Itukah pengorbanan? 

Tidak siapapun yang kemudian memahamimu, karena mereka bukan kamu. Tapi kamu justru memahami dan memaklumi perbuatan mereka, karena kamu sadar, kamu memang sulit untuk dipahami. Jadi seperti apa jadinya? 


0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Blogger templates

 
;